Minggu, 15 November 2015

PSSI Dihukum FIFA, Babak Baru Sepakbola Indonesia

Muhammad Aminuddin - detikSport
Minggu, 31/05/2015 15:32 WIB

PSSI Dihukum FIFA, Babak Baru Sepakbola Indonesia
Jakarta - Pro kontra terus mengalir pasca jatuhnya sanksi FIFA kepada federasi sepakbola Indonesia. Bagi yang pro, pembekuan ini dinilai merupakan babak baru dalam upaya perbaikan sepakbola nasional.

Ketua Tim Kerja Monitoring Persiapan Asian Games 2018 Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Syaifuddin Munis mengatakan, sanksi FIFA sangat mengejutkan publik dan pecinta bola tanah air.

Namun, tak bisa dipungkiri bahwa kebijakan Menpora, yang dipandang publik sangat kontroversial, justru mendapatkan dukungan penuh dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan juga sebagian kalangan masyarakat sepakbola tanah air.

"Presiden Joko Widodo sangat mendukung penuh kebijakan Menpora untuk pembenahan sepakbola dan pembentukan tim transisi untuk terus melakukan pembenahan total pada sistem tata kelola sepak bola Indonesia," ujar Saifuddin kepada wartawan di Malang, Minggu (31/5/2015).

"Karenanya, bagaimana pembekuan dan jatuhnya sanksi FIFA terhadap PSSI itu bisa dijadikan momentum babak baru untuk membenahi sistem tata kelola sepakbola Indonesia yang lebih profesiobal dan berkualitas," tambahnya.

Momentum tersebut, jelasnya, harus diapresiasi oleh seluruh publik sepakbola tanah air supaya reformasi sepakbola bisa secepatnya bergulir. [Baca: Tak Persoalkan Pembekuan PSSI, Jokowi: Sepakbola Harus Direformasi Total]

"Bergulirnya sistem kompetisi harus dilakukan secara sistematis dan menyentuh semua level pembinaa, mulai dari pembinaan kompetisi amatir antarkampung atau desa, antarsiswa, antarkampus di Perguruan Tinggi, antarkomunitas pemuda profesi, hingga pembinaan klub-klub profesional yang menjadi tumpuan kehidupan bagi para atlet sepakbola berprestasi," papar Syaifuddin.

Untuk mencapai sepakbola yang terbaik, kata dia, harus dilakukan dengan baik dan bebas dari konflik masa lalu serta terhindar dari ancaman dunia mafia atau perjudian di dunia sepak bola.

"Masyarakat sepakbola harus mengapresiasi kebijakan Menpora dan dukungan tegas Presiden Jokowi yang sudah memberikan kepastian untuk pembenahan total sistem tata kelola sepakbola baru Indonesia," sahutnya.

Lebih jauh Syaifuddin menegaskan, kebijakan pembekuan PSSI dan pembentukan Tim Transisi oleh Kemenpora merupakan pintu positif bagi momentum ruang ekspresi rakyat dan publik pecinta sepakbola, yang sudah lama kesal, jenuh dan merindukan prestasi sepak bola Indonesia.

"Rakyat Indonesia harus optimistis bahwa sepakbola Indonesia jika dikelola secara baik, benar dan profesional, tim merah putih akan meraih prestasi di level dunia. Tapi upaya itu jelas tidak instan. Semoga tim merah putih nantinya, bisa berprestasi seperi ketika Timnas PPD tahun 1986 yang sempat menjuarai Grup A di level Asia, juara piala kemerdekaan tahun 1987, juara SEA Games tahun 1987 di Jakarta dan di SEA Games Manila tahun 1991," terangnya.

Ditambahkan, untuk level amatir, satu kesebelasan pelajar Indonesia juga pernah meraih juara Asia 2 kali pada tahun 1985 dan tahun 1987 dibawah pelatih Bockard Pape dari Jerman dan kapten Frans Sinatra Howae.

"Yang jelas, sepakbola bukan milik segelintir orang. Tapi milik bangsa Indonesia, milik rakyat Indonesia. Kalau sistem tata kelola yang dirancang oleh tim transisi dan di bawah pembinaan Kemenpora sudah berjalan aktif dan normal, kita optimistos pemerintah pasti akan melakukan komunikasi yang lebih fresh dan lebih progres dengan AFF, AFC dan FIFA. Rakyat Indonesia tak harus kecewa dan terlena tanpa semangat untuk memperbaiki sepak bola Indonesia. Saatnya menuju babak baru sepakbola Indonesia yang lebih baik," tutupnya.

sumber: http://sport.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar